Melongok blog pribadi tadi siang, rasanya aku menjadi makhluk Tuhan yang paling berdosa pada ‘rumah’ keduaku itu. Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, di manakah aku berada pada bulan-bulan itu? Satu tulisan saja gak ada yang aku buat. Hanya curcol-curcol di fb atau twitter tanpa memikirkan hati blog’ku yang pasti juga menginginkan di isi seperti ‘lawan’ medsos-nya. Bahkan momen-momen berharga seperti libur akhir tahun ajaran (aku bekerja di sekolah), Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, Ultah Sahabat dan yang terakhir Tahun Baru Islam (yang terakhir beruntung karena masuk di bulan November), seolah terlewat begitu saja.
Padahal kalau dipikirkan, banyak momen-momen yang menurut aku penting untuk dituliskan. Apa aku belum menganggap blog adalah hal yang penting dalam hidup? Masih menjadikan dia makhluk asing? Gak penting? Ahh, tega sekali diriku pada dirinya. Padahal di awal keinginan membuat blog, aku menggebu sekali untuk mengisi dengan ini itu, membuat agenda rutin menulis ini itu, ah, aku telah mengingkari janji pada dia, kejam! Aku begitu kejam!
Sebagai awal tekadku, sambil diiringi lagu Last Child yang berjudul Percayalah (liriknya keren), aku akan mempersembahkan tulisan khusus untuknya, blog yang harus aku anggap penting, berharga, rumah kedua, atau apalah sebutannya, agar dia tak iri pada fb atau twitter yang hampir tiap menit aku kunjungi.
Hai, Aku Menyapamu Setiap Hari
Meloncat-loncatlah
Genapkan rasa senangmu hari ini
Sebab,
Aku akan menyapamu tiap hari
Mulai hari ini
Hai,
Hai,
Hai,
Tanpa lelah
Hingga matamu mengerjap-kerjap kegirangan
Lalu memelukku dan mendaratkan kecupmu dikeningku
Aku pikir aku terlambat melakukan ini
Tapi aku tahu, aku membutuhkanmu
Kau bahkan hadir tiap kali pikirku melintas tentangmu
Meski aku masih saja enggan menyapamu
Memberimu hadiah sebait kalimat yang menghujani otakku
Yang hanya berani memendam sendiri
Seolah aku tegar, padahal aku rapuh
Meloncat-loncatlah, bersamaku
Dan aku percaya, kita sama-sama bahagia…
Kamis, 07 November 2013
Kamar 2044